Sahabat, tidak
sedikit di antara kita beranggapan bahwa orang yang terlebih dahulu meninggal
dunia adalah orang-orang yang dikasihi oleh Allah, orang-orang yang dicintai
dan dirindukan oleh-Nya. Ya, demikian banyak orang yang percaya bahwa kematian
merupakan pintu gerbang menuju kehidupan kedua. Sangat banyak orang percaya bahwa
kematian pasti terjadi tetapi sangat sedikit orang yang benar-benar
mempersiapkannya. Banyak pula orang menangis ketika melihat atau hanya dengan
mengetahui saja, orang-orang yang tercinta pergi meninggalkannya. Tetapi waktu bisa
menyembuhkan segalanya, bahkan bisa membuatnya kembali tertawa.
Kematian. Ya,
tidak ada jodoh yang lebih dekat ketimbang mati. Mati bisa terjadi kapan saja
dan dimana saja, asalkan Allah telah menetapkannya. Sama seperti cinta, ia juga
dapat ditemui di mana saja dan kapan saja, bila Allah telah menghendakinya. Bagi
orang-orang yang beriman, tidak ada perbedaan dalam menyikapi terjadinya
takdir. Biarlah Allah yang menentukan, apakah kita akan bertemu dengan si cinta
atau mati terlebih dahulu. Yang jelas, persiapan kita harus benar-benar matang.
Namun, menurut hemat saya, mempersiapkan bertemu dengan kematian lebih mudah
dilakukan ketimbang persiapan menemui si cinta.
Menemui mati,
adalah jalan utama untuk bertemu dengan Cinta Sejati. Syaratnya cukup mudah,
lakukan saja apa yang diminta oleh Cinta Sejati tersebut. Ya, beriman-lah
satu-satunya cara untuk menarik perhatian-Nya. Agar Ia melirik kita, melihat
hingga memperdulikan serta mengutamakan kita. Sedangkan menemui si cinta, syaratnya
sedikit lebih sulit. Selain beriman, terkadang ia juga memerlukan dana hahaha. Tapi
tenang saja, Allah telah menjamin segalanya. Allah tidak akan membiarkan satu
makhluk pun luput dari kasih sayangnya.
Di dunia, apapun
bisa kita lakukan. Yah, namanya juga arena permainan, apapun bisa saja terjadi.
Banyak orang berlomba menjadi terkaya, terpopuler, tercantik, tergagah,
terkuat, terhebat, dan kategoti ter- lainnya. Sebaliknya, sedikit orang yang
berlomba menyiapkan bekal mati. Padahal dunia adalah sesuatu yang fana
sedangkan mati, sesuatu yang pasti terjadi. Ada kisah menarik dari Rosulullah
dan para sahabat yang tertulis di dalam hadits bahwa suatu saat jumlah umat
muslim amatlah banyak tapi mereka sangat lemah. Perumpamaannya seperti buih di
permukaan laut. Sahabat bertanya mengapa kita begitu lemah? Rosul menjawab
karena adanya sifat ‘wahn’ yaitu cinta dunia dan takut mati.
Kematian memang
sudah pasti terjadi. Tetapi meminta mati adalah suatu hal yang lain lagi. Terlebih
bila ada niat untuk bunuh diri. Terkadang, bila kita menganggap ‘dunia sedang
tidak berpihak kepada kita’, kesedihan terlalu berlebih membawa kepada suasana
yang demikian, yaitu menjemput kematian. Namun, bila giliran kita belum
benar-benar tiba, tentu kematian tidak mendatangi kita. Sebagai seorang muslim,
kita hanya bisa mempersiapkan hal terbaik, bekal terbaik untuk kita bawa saat
kematian itu tiba. Serta kita berdoa agar kematian yang terjadi adalah kematian
yang mudah dan kondisi kita tetap beriman berislam.
Sebagai penutup,
mari kita lihagt terjemah surat Al-Jumu’ah ayat 6-8: 6. Katakanlah: "Hai
orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa
Sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, Maka
harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang yang benar". 7.
mereka tiada akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya disebabkan kejahatan
yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri. dan Allah Maha
mengetahui akan orang-orang yang zalim. 8. Katakanlah: "Sesungguhnya
kematian yang kamu lari daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan
menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui
yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".
Tafsir Jalalain
menyebutkan pada ayat 6 bahwa pernyataan pertama menjadi syarat dan mengikat
bagi pernyataan kedua. Artinya, jika kalian benar-benar di dalam dugaan kalian
yang menganggap bahwa kalian adalah kekasih-kekasih Allah. Dan merupakan
kelaziman bagi kekasih Allah itu selalu mementingkan kehidupan di akhirat, dan
permulaan jalan untuk meneuju ke akhirat itu adalah mati. Oleh karena itu,
harapkanlah kematian itu.
follow me @qhimahatthoyyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar