Sahabat
bagaimana kabar hari ini? Semakin hari semakin berkurang waktu kita membersamai
Romadhon. Sedih? Iya, sangat. Selain karena bulan ini adalah bulan
dilipatgandakannya amal serta bulan yang terdapat di dalamnya malam seribu
bulan, bulan Romadhon juga dapat mengondisikan umat muslim sendiri dan bahkan
umat kepercayaan lain untuk memperbaiki perilakunya. Seandainya saja sepanjang
tahun adalah bulan Romadhon atau setidaknya mulia seperti bulan Romadhon, tentu
hal ini sangat menyenangkan. Hanya saja, pengharapan tersebut tidak terjadi
pada semua orang. Bahkan lebih banyak yang berharap agar bulan ini segera
berakhir.
Pada kesempatan
kali ini, kita akan membahas mengenai fobia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneisa,
kata fobia memiliki arti seperti berikut “fobia/fo·bia/ n ketakutan yang sangat
berlebihan terhadap benda atau keadaan tertentu yang dapat menghambat kehidupan
penderitanya”. Perlu digarisbawahi yaitu pada kata ‘sangat berlebihan’ dan ‘keadaan’.
Kata pertama ‘sangat berlebihan’, yap sesuatu yang berlebihan telah jelas
dilarang oleh Rosulullah. Pada salah satu hadits disebutkan agar kita tidak
mencintai sesuatu secara berlebihan juga tidak membenci sesuatu secara
berlebihan. Karena boleh jadi sesuatu yang kamu benci suatu saat akan menjadi
hal yang disukai dan sebaliknya.
Salah satu ayat
di dalam Al-Qur’an yang berkaitan dengan hal ini dan juga menjadi salah satu
ayat favorit saya terdapat pada surat Al-Baqoroh ayat 216, artinya: 216.
diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu
benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan
boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. Ya, ‘boleh Jadi kamu membenci
sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui’. Pada ayat tersebut jangan terfokus pada kewajiban berperang ya,
karena untuk hal itu ada kaitannya dengan ayat setelahya. Serta ada sebab-sebab
mengapa turun perintah wajib perang saat itu.
Selanjutnya, kata
kedua ‘keadaan’ adalah suatu hal yang berada di sekitar kita. Keadaan juga bisa
berarti lingkungan atau juga kondisi dari dalam diri (di dalam ilmu pengetahuan
alam bisa juga disebut sistem). Lingkungan dan kondisi seseorang adalah sesuatu
yang bisa berubah-ubah tergantung masa dan waktu. Terlebih bila kondisi
tersebut bergantung kepada hati karena hati sangat mudah terbolak-balik. Maka dari
itu, berdasarkan dua keterangan tersebut seharusnya fobia bisa disembuhkan. Tergantung
bagaimana hati dan pikiran kita apakah ingin sembuh atau tidak. Tetapi tampaknya
hal ini berbeda dan tidak berlaku bagi orang-orang yang fobia terhadap Islam
atau yang umum disebut Islamophobia. Sampai akhir hayat mungkin mereka sudah
menutup diri dari hidayah Allah. Ya, bukan karena Allah tidak memberikan
hidayah. Tapi layaknya jendela, hati mereka sudah tertutup rapat sehingga
cahaya hidayah itu tidak memasuki rumah mereka.
Demikian, untuk
mengakhiri tulisan ini mari kit abaca terjemahan surat As-Shaff ayat 7-8
berikut: 7. dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan
Dusta terhadap Allah sedang Dia diajak kepada Islam? dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang zalim. 8. mereka ingin memadamkan cahaya Allah
dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan
cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya".
follow me @qhimahatthoyyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar