Jumat, Juni 17, 2016

Setapak Cahaya: PHOBIA (FOBIA)



Sahabat bagaimana kabar hari ini? Semakin hari semakin berkurang waktu kita membersamai Romadhon. Sedih? Iya, sangat. Selain karena bulan ini adalah bulan dilipatgandakannya amal serta bulan yang terdapat di dalamnya malam seribu bulan, bulan Romadhon juga dapat mengondisikan umat muslim sendiri dan bahkan umat kepercayaan lain untuk memperbaiki perilakunya. Seandainya saja sepanjang tahun adalah bulan Romadhon atau setidaknya mulia seperti bulan Romadhon, tentu hal ini sangat menyenangkan. Hanya saja, pengharapan tersebut tidak terjadi pada semua orang. Bahkan lebih banyak yang berharap agar bulan ini segera berakhir.
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai fobia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneisa, kata fobia memiliki arti seperti berikut fobia/fo·bia/ n ketakutan yang sangat berlebihan terhadap benda atau keadaan tertentu yang dapat menghambat kehidupan penderitanya”. Perlu digarisbawahi yaitu pada kata ‘sangat berlebihan’ dan ‘keadaan’. Kata pertama ‘sangat berlebihan’, yap sesuatu yang berlebihan telah jelas dilarang oleh Rosulullah. Pada salah satu hadits disebutkan agar kita tidak mencintai sesuatu secara berlebihan juga tidak membenci sesuatu secara berlebihan. Karena boleh jadi sesuatu yang kamu benci suatu saat akan menjadi hal yang disukai dan sebaliknya.
Salah satu ayat di dalam Al-Qur’an yang berkaitan dengan hal ini dan juga menjadi salah satu ayat favorit saya terdapat pada surat Al-Baqoroh ayat 216, artinya: 216. diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. Ya, ‘boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui’. Pada ayat tersebut jangan terfokus pada kewajiban berperang ya, karena untuk hal itu ada kaitannya dengan ayat setelahya. Serta ada sebab-sebab mengapa turun perintah wajib perang saat itu.
Selanjutnya, kata kedua ‘keadaan’ adalah suatu hal yang berada di sekitar kita. Keadaan juga bisa berarti lingkungan atau juga kondisi dari dalam diri (di dalam ilmu pengetahuan alam bisa juga disebut sistem). Lingkungan dan kondisi seseorang adalah sesuatu yang bisa berubah-ubah tergantung masa dan waktu. Terlebih bila kondisi tersebut bergantung kepada hati karena hati sangat mudah terbolak-balik. Maka dari itu, berdasarkan dua keterangan tersebut seharusnya fobia bisa disembuhkan. Tergantung bagaimana hati dan pikiran kita apakah ingin sembuh atau tidak. Tetapi tampaknya hal ini berbeda dan tidak berlaku bagi orang-orang yang fobia terhadap Islam atau yang umum disebut Islamophobia. Sampai akhir hayat mungkin mereka sudah menutup diri dari hidayah Allah. Ya, bukan karena Allah tidak memberikan hidayah. Tapi layaknya jendela, hati mereka sudah tertutup rapat sehingga cahaya hidayah itu tidak memasuki rumah mereka.
Demikian, untuk mengakhiri tulisan ini mari kit abaca terjemahan surat As-Shaff ayat 7-8 berikut: 7. dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan Dusta terhadap Allah sedang Dia diajak kepada Islam? dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim. 8. mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya".


follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar