Minggu, Juni 05, 2016

Setapak Cahaya: TIDAK ADA PAKSAAN



Sahabat, seringkali kita menjumpai label mengenai Islam seperti teroris, agama yang suka kekerasan dan lain sebagainya. Padahal kenyataannya sama sekali tidak demikian. Dapat dilihat dari negara-negara yang masyarakat muslim menjadi minoritas di sana, apakah ada kekerasan yang diakibatkan oleh umat muslim? Kita juga dapat melihat negara yang menerapkan syari’at Islam, apakah ada peraturan-peraturan yang memberatkan warganya? Perlu kita ketahui bahwa kekerasan dan ketegasan adalah dua hal yang berbeda. Setiap instansi yang menerapkan peraturan pasti juga memiliki hukuman bagi para penyimpang aturan. Ya, begitu pula dengan Islam. Ada peraturan tentu ada ancaman bagi yang tidak taat aturan.
Beberapa hari lalu pada tulisan Setapak Cahaya: Tidak Perlu Berselisih, kita telah membahas bahwa kaum muslimin melakukan penyerangan untuk bertahan dan melakukan perlawanan serta tidak melakukan perang apabila tidak diperangi terlebih dahulu. Jadi, label yang dilekatkan pada Islam tidak sesuai dengan kenyataan. Pastilah orang yang menyebarkan label tersebut adalah orang yang tidak mengenal Islam atau tidak suka dengan Islam. Padahal kaum muslimin tidak memberikan label serupa dengan yang mereka berikan terhadap Islam. Kaum muslimin juga tidak melakukan kejahatan atau pun memaksa mereka masuk menjadi bagian dari kaum muslimin.
Salah satu ayat yang mashur mengenai hal ini ada pada surat Al-Baqoroh ayat 256 yang artinya: ”Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
[162] Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.
Beberapa riwayat yang menyebutkan sebab turunnya ayat ini yang pertama dari Abu Dawud, an-Nasa’I, dan Ibnu Hibban yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa sebelum Islam datang, ada seorang wanita yang selalu mengingat kematian anaknya. Ia berjanji kepada dirinya, apabila ia mempunyai anak dan hidup, ia akan menjadikannya yahudi. Ketika Islam datang dan kaun Yahudi Bani Nadlir diusir dari Madinah (karena pengkhianatannya), ternyata anak tersebut dan beberapa anak lainnya yang sudah termasuk keluarga Ansar, terdapat bersama-sama kaum Yahudi. Berkatalah kaum Ansar: “Jangan kita biarkan anak-anak kita bersama mereka.” Maka turun ayat tersebut sebagai teguran kepada mereka.
Riwayat kedua oleh Ibnu Jarir dari Sa’id atau ‘Ikrimah, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas menyebutkan terdapat al-Hushain dari golongan Ansar, suku Bani Salim bin ‘auf yang mempunyai dua anak beragama Nasrani, sedang dia sendiri seorang Muslim. Ia bertanya kepada Nabi SAW, “Bolehkah saya paksa kedua anak itu, karena mereka tidak taat kepadaku dan tetap ingin beragama Nasrani?” Kemudian Allah menjawabnya dengan ayat tersebut.
Begitulah, sesungguhnya tidak ada paksaan dalam beragama Islam. Tapi dengan turunnya Al-Qur’an telah terbukti bahwa Islam-lah satu-satunya agama yang benar. Allah-lah satu-satunya Tuhan yang patut disembah dan Rosulullah Muhammad adalah utusan-Nya. Semoga kita tidak menutup diri dan tidak ditutup oleh Allah dari kebenaran-kebenaran yang telah ditunjukkan oleh-Nya. Amiin~

follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar